Cash Flow Management

 

Kalau kita bicara cash flow (arus kas), masih banyak yang tidak paham, dan yang paham pun tidak tahu cara menjalaninya. Untuk UMKM, apalagi unit usaha mikro, perlu sekali memahami tentang cash flow, setidaknya yang sederhana, agar usaha bisa berjalan lancar. Ibaratnya tubuh, cash flow itu darah yang ada di dalam tubuh, dia harus mengalir ke seluruh bagian tubuh dengan lancar tanpa hambatan.

Banyak sekali, pengusaha kecil, Ketika ingin melakukan kegiatan usaha,Ketika mengetahui, pembayaran nya dengan cara di tunda / kredit / tempo, tidak langsung dibayar langsung mengurungkan niatnya, sehingga membuang peluang.

Ada Juga yang sangat getol, menerima order, walaupun sudah mengetahui pembayarannya lambat atau malah susah bayar,tapi tetap saja menerima order yang diberikan, sehingga kehabisan nafas.

Jadi boleh dikatakan, pengusaha kecil itu seperti dalam kondisi simalakama, Tidak ada order Mati, kebanyakan order bangkrut.

Lalu bagaimana menyikapinya, agar usaha tetap berjalan dengan baik,walaupun barang yang kita jual dengan cara kredit/tempo.

 Berdasarkan pengalaman ada 7 cara untuk mengatasi nya :

 

       Increase capital

Suka tidak suka, mau tidak mau, kita harus mau menyisihkan keuntungan yang ada, disimpan dan dijadikan modal,bila sewaktu waktu dibutuhkan,jangan di campur dengan pengeluaran pribadi. Modal yang harus kita siapkan setidaknya 3X dari pengeluaran rutin kita sebulan nya. Malah mungkin bisa 4X, karena semakin berkembang usaha semakin besar modal yang harus disiapkan.

 

Date Line Payment

Setelah invoice di berikan,biasanya kita memberikan deadline 2 minggu hingga 1 bulan agar konsumen melakukan pembayaran, walaupun sudah tertera di dalam kontrak,biasanya selalu mundur. Untuk itu setelah invoice kita berikan selalu bertanya, kapan kepastian akan bayar, dan selalu kita tanyakan apalagi bila sudah memberikan tanggal bayar,ternyata mundur. Bila perlu untuk mengetahui tanggal bayar,kita datang dan tidak lupa bawa makanan atau oleh oleh, biar mereka lebih merasa di hargai.

Decrease  Outstanding

Bila konsumen memiliki tagihan yang cukup besar, lakukan pendekatan,bila mereka tidak bisa bayar sekaligus, dicicil saja. Misal, konsumen sudah menunggak 4 invoice, tidak harus semua kita tagih mungkin bulan ini 1, bulan berikut nya 2, dan yang sisanya biarkan di mereka, karena biasanya mereka tidak mau membayar full, mereka khan juga harus atur cash flow sama seperti kita.

Expenditure Prediction

Dikarenakan pembayaran belum jelas, sedangkan kita pasti akan melakukan pengeluaran biaya, maka kita harus membuat perencanaan, biaya biaya apa saja yang harus bisa kita bayar,dan apa saja yang kita bisa tunda. Misal tanggal 1-10 harus keluar berapa banyak,sehingga kita sudah bisa memperkirakan berapa modal/dana yang harus kita pegang sambil menunggu invoice/tagihan kita dibayar oleh konsumen.

 

Over Budget

Banyak pengusaha kecil, yang tidak bisa mengatur keuangannya,sehingga pengeluaran lebih dari seharusnya, over budget. Pemasukan perusahaan yang menjadi satu dengan pemasukan pribadi, dapat menjadi bias mana yang seharusnya di gunakan. Untuk itu harus benar benar dijaga, agar modal yang dikhususkan untuk jalan nya operasional tidak akan terganggu.

Tapi kondisi perusahaan juga bisa membuat over budget, seperti mobil operasional harus masuk bengkel, barang persediaan rusak/hilang. Untuk itu sediakan dana ekstra agar bisa mencukupi hal hal seperti ini.

 

Decrease Fix Cost

Fixed Cost, bila memungkin kan harus mulai kita kurangi,walaupun tidak bisa NOL sama sekali, namun setidaknya bisa memberikan kontribusi menambah profit, dan mengurangi pengeluaran. Biaya listrik ,air, bensin, telp, ( internet biasa nya sudah baku susah untuk di kurangi ).Cicilan bank, cicilan kendaraan , sesegera mungkin harus dikurangi dan dilunasi, agar perusahaan tidak berat untuk melangkah dan merasa aman dengan kondisi ekonomi.

 

Another Income

Semua biaya sudah di jaga,sudah di kurangi. Setelah itu yang harus segera di lakukan adalah menambah pemasukan.Dengan pemasukan yang bertambah, ibaratnya aka ada darah segar ke dalam keuangan perusahaan.Kenapa bisa, hal ini disebabkan, kita sudah memiliki modal awal. bila saat ini, pemasukan kita sebesar 100 juta,pengeluaran kita 80 juta, profit 20 juta, tapi itu semua di atas kertas.  Karena bisa jadi pada kenyataan nya, pemasukan 100 juta,tapi dana yang masuk adalah 60 juta, jadi kita harus nombok 20 juta untuk menutupi pengeluaran.

Bila kita sudah berhemat,dan melakukan penagihan yang agak memaksa, bisa jadi pemasukan menjadi 80 juta, masih tertahan 20 juta, yang merupakan profit kita. Dengan kita menambah pemasukan sekitar 10 juta sedangkan biaya yang di keluarkan tidak ada, maka kita akan mendapatkan profit 10 juta yang bisa kita nikmati,dan 20 juta lagi yang masih tertahan di tangan konsumen kita.

 

 ASSET ALLOCATION

Bila bisnis  lancar berkembang, pemasukan dan pengeluaran sudah bisa tertata dengan baik, jangan lupa untuk mengalokasikan Sebagian dana, untuk pembelian asset. Asset yang di beli bisa berupa rumah, ruko, apartemen, tanah, office building, yang kesemuanya itu dapat di jadikan sebagai passive income, di sewakan dan dalam kurun waktu tertentu nilainya akan meningkat.

Dengan memilki banyak asset, dari sana lah kita dapat mengukur, sudah berhasil atau tidaknya usaha yang kita jalankan, karena asset asset tersebut selain bisa menghasilkan pendapatan juga sebagai tabungan modal, bilamana usaha membutuhkan dana.

Dari 7 hal tersebut diharapkan dapat menjadi masukan bagaimana menyikapi untuk menata cash flow, agar usaha dapat berjalan lancar.

 

 

Postingan populer dari blog ini

INTERNET Menghapus Kendala Dalam Berusaha

Selamat Jalan Sahabat