Cash Flow Management
Kalau kita bicara cash flow (arus
kas), masih banyak yang tidak paham, dan yang paham pun tidak tahu cara menjalaninya.
Untuk UMKM, apalagi unit usaha mikro, perlu sekali memahami tentang cash flow,
setidaknya yang sederhana, agar usaha bisa berjalan lancar. Ibaratnya tubuh,
cash flow itu darah yang ada di dalam tubuh, dia harus mengalir ke seluruh bagian
tubuh dengan lancar tanpa hambatan.
Banyak sekali, pengusaha kecil, Ketika ingin melakukan kegiatan usaha,Ketika mengetahui, pembayaran nya dengan cara di tunda / kredit / tempo, tidak langsung dibayar langsung mengurungkan niatnya, sehingga membuang peluang.
Ada Juga yang sangat getol,
menerima order, walaupun sudah mengetahui pembayarannya lambat atau malah susah
bayar,tapi tetap saja menerima order yang diberikan, sehingga kehabisan nafas.
Jadi boleh dikatakan, pengusaha
kecil itu seperti dalam kondisi simalakama, Tidak ada order Mati, kebanyakan
order bangkrut.
Lalu bagaimana menyikapinya, agar
usaha tetap berjalan dengan baik,walaupun barang yang kita jual dengan cara
kredit/tempo.
Increase capital
Suka tidak suka,
mau tidak mau, kita harus mau menyisihkan keuntungan yang ada, disimpan dan
dijadikan modal,bila sewaktu waktu dibutuhkan,jangan di campur dengan
pengeluaran pribadi. Modal yang harus kita siapkan setidaknya 3X dari pengeluaran
rutin kita sebulan nya. Malah mungkin bisa 4X, karena semakin berkembang usaha
semakin besar modal yang harus disiapkan.
Date Line Payment
Setelah invoice
di berikan,biasanya kita memberikan deadline 2 minggu hingga 1 bulan agar
konsumen melakukan pembayaran, walaupun sudah tertera di dalam kontrak,biasanya
selalu mundur. Untuk itu setelah invoice kita berikan selalu bertanya, kapan
kepastian akan bayar, dan selalu kita tanyakan apalagi bila sudah memberikan
tanggal bayar,ternyata mundur. Bila perlu untuk mengetahui tanggal bayar,kita
datang dan tidak lupa bawa makanan atau oleh oleh, biar mereka lebih merasa di hargai.
Decrease Outstanding
Bila konsumen memiliki
tagihan yang cukup besar, lakukan pendekatan,bila mereka tidak bisa bayar
sekaligus, dicicil saja. Misal, konsumen sudah menunggak 4 invoice, tidak harus
semua kita tagih mungkin bulan ini 1, bulan berikut nya 2, dan yang sisanya
biarkan di mereka, karena biasanya mereka tidak mau membayar full, mereka khan
juga harus atur cash flow sama seperti kita.
Expenditure Prediction
Dikarenakan
pembayaran belum jelas, sedangkan kita pasti akan melakukan pengeluaran biaya,
maka kita harus membuat perencanaan, biaya biaya apa saja yang harus bisa kita
bayar,dan apa saja yang kita bisa tunda. Misal tanggal 1-10 harus keluar berapa
banyak,sehingga kita sudah bisa memperkirakan berapa modal/dana yang harus kita
pegang sambil menunggu invoice/tagihan kita dibayar oleh konsumen.
Over Budget
Banyak pengusaha
kecil, yang tidak bisa mengatur keuangannya,sehingga pengeluaran lebih dari
seharusnya, over budget. Pemasukan perusahaan yang menjadi satu dengan
pemasukan pribadi, dapat menjadi bias mana yang seharusnya di gunakan. Untuk
itu harus benar benar dijaga, agar modal yang dikhususkan untuk jalan nya
operasional tidak akan terganggu.
Tapi kondisi
perusahaan juga bisa membuat over budget, seperti mobil operasional harus masuk
bengkel, barang persediaan rusak/hilang. Untuk itu sediakan dana ekstra agar
bisa mencukupi hal hal seperti ini.
Decrease Fix Cost
Fixed Cost, bila
memungkin kan harus mulai kita kurangi,walaupun tidak bisa NOL sama sekali, namun
setidaknya bisa memberikan kontribusi menambah profit, dan mengurangi pengeluaran.
Biaya listrik ,air, bensin, telp, ( internet biasa nya sudah baku susah untuk
di kurangi ).Cicilan bank, cicilan kendaraan , sesegera mungkin harus dikurangi
dan dilunasi, agar perusahaan tidak berat untuk melangkah dan merasa aman
dengan kondisi ekonomi.
Another Income
Semua biaya sudah
di jaga,sudah di kurangi. Setelah itu yang harus segera di lakukan adalah
menambah pemasukan.Dengan pemasukan yang bertambah, ibaratnya aka ada darah
segar ke dalam keuangan perusahaan.Kenapa bisa, hal ini disebabkan, kita sudah
memiliki modal awal. bila saat ini, pemasukan kita sebesar 100 juta,pengeluaran
kita 80 juta, profit 20 juta, tapi itu semua di atas kertas. Karena bisa jadi pada kenyataan nya, pemasukan
100 juta,tapi dana yang masuk adalah 60 juta, jadi kita harus nombok 20 juta
untuk menutupi pengeluaran.
Bila kita sudah
berhemat,dan melakukan penagihan yang agak memaksa, bisa jadi pemasukan menjadi
80 juta, masih tertahan 20 juta, yang merupakan profit kita. Dengan kita menambah
pemasukan sekitar 10 juta sedangkan biaya yang di keluarkan tidak ada, maka
kita akan mendapatkan profit 10 juta yang bisa kita nikmati,dan 20 juta lagi
yang masih tertahan di tangan konsumen kita.
ASSET ALLOCATION
Bila bisnis lancar berkembang, pemasukan dan pengeluaran sudah
bisa tertata dengan baik, jangan lupa untuk mengalokasikan Sebagian dana, untuk
pembelian asset. Asset yang di beli bisa berupa rumah, ruko, apartemen, tanah, office
building, yang kesemuanya itu dapat di jadikan sebagai passive income, di
sewakan dan dalam kurun waktu tertentu nilainya akan meningkat.
Dengan memilki banyak
asset, dari sana lah kita dapat mengukur, sudah berhasil atau tidaknya usaha
yang kita jalankan, karena asset asset tersebut selain bisa menghasilkan
pendapatan juga sebagai tabungan modal, bilamana usaha membutuhkan dana.
Dari 7 hal tersebut diharapkan dapat menjadi masukan bagaimana menyikapi untuk menata cash flow, agar usaha dapat berjalan lancar.