Selamat Jalan Sahabat

 

Tulisan ini untuk mengenang sahabatku yang, yang telah  meninggalkan dunia yang fana ini.  Pertemanan itu selalu punya cerita,dan biasanya dimulai  Ketika duduk di bangku sekolah, TK,SD,SMP,SMA hingga Kuliah. Dan biasanya yang paling berkesan dan masih sering berkumpul adalah pertemanan di bangku sekolah yang terakhir,bisa SMA atau bangku kuliah.

Tulisan Ini menceritakan tiga orang sahabatku, yang sudah tiada, Fajar, Safei dan Reza. Fajar lebih dulu, mendahului Safei dan Reza, namun ketiganya meninggal dengan sebab yang sama, terkena penyakit. Fajar diabetes, Safei Hepatitis dan Reza juga Diabetes, Fajar meninggal di umur 38 tahun,Safei 46, dan Reza 48 tahun. Meninggal di Usia yang boleh dibilang masih produktif.

Banyak kenangan yang dapat di ingat, dari Ketika kuliah hingga  mereka masih ada, karena sering bertemu,dan dalam setiap pertemuan selalu  ada canda,ada ejekan, amarah namun itu semua membuat kita menjadi dekat.

Fajar, orang nya gemuk,suka makan,dan bila sehabis makan selalu buang hajat,mungkin karena ususnya sudah dipotong, cepat masuk cepat juga keluar. Orang nya selebor, tapi cukup pintar. Di dalam mobilnya tdk pernah rapi,dan terkesan jorok. Namun anaknya ramah dan boleh dibilang tidak pernah marah, walau kupanggil dia  ndut. Kalau sdh makan pasti nambah, kalau ditanya, kok nambah, ini khan baru ngotorin gigi saja,celotehnya. Itu yang membuat aku,kalau mentraktir dia, selalu mengorder dulu, dan tidak membolehkan dia memesan sendiri, takut kurang duit, itu saja alasan ku.

Fajar Kalau dimintai tolong tidak pernah menolak,dan itu yang membuat aku senang bergaul dengannya. Mobil Kijang Kapsul nya pernah aku pinjam untuk menjemput teman kencanku, dan dia hanya kujanjikan martabak, plus selama aku pergi dia boleh menonton semua Film Bokep yang ada di kamar,hahahaha pantas dia semangat.

Sayangnya aku sempat tidak bisa membantu nya,Ketika dia ingin meminjam uang,yang cukup banyak jumlahnya saat itu, dan aku juga menyesal tdk bisa membantunya Ketika dia sedang mengganggur. Walau sebenarnya tdk perlu kubantu juga tidak apa apa,karena dia masih tinggal Bersama orang tuanya, yang pensiunan jendral. Sebelum dia meninggal kami sempat bertemu dengan teman yang lain,saling bercanda,itu kenangan terakhir sebelum aku mendengar dia terjatuh di kamar mandi, koma dan meninggal.

 

Safei, anak Betawi Cirebon, dari keluarga kaya, bapaknya kontaktor. Sayang dia tidak bisa mengikuti jejak ayahnya. Sempat terjerumus narkoba,sehingga membuat cara dia mengambil keputusan, tidak selalu tepat dalam berbisnis. Di umur 25 tahun dia terkena hepatitis, sempat sembuh, tapi pola makan dan kehidupan yang tidak teratur membuat penyakit itu datang 21 tahun kemudian,dengan efek yang ganas,stadium akhir. Hanya 6 bulan setelah di diagnose mengidap kanker, safei harus meninggalkan dunia yang fana ini. Namun selama dia sakit, tetap semangat mencari nafkah untuk keluarganya dan tidak mau menunjukkan penyakitnya ke orang lain. Suaranya tetap bersemangat Ketika diajak berbicara. Banyak cerita lucu dengan safei,aku memanggilnya pe’i, anak ku devina selalu menangis kalau bertemu dengannya, mungkin karena pe’i tidak berpenampilan rapi kalau berkunjung ke rumahku. Pe’i satu satunya teman yang memberikan kado di pesta pernikahanku,satu set seprei. Itu membuat kami,aku dan istriku berkesan, bukan karena harganya mahal tapi, perhatiannya itu yang membuat kami terharu.

 

Reza, nama Panjang nya reza arvianto, tapi aku memanggilnya reza bogor,karena rumahnya di bogor. Ke kampus menggunakan sedan Mazda Interplay , dia apik sekali dengan mobil. Mau tanya soal mobil pasti dia bisa menjawab. Pertemanan ku dengan reza,ada kisah lucunya. Suatu masa, aku berkenalan dengan anak IPB, dan Reza lah yang aku mintai tolong mengirim bunga, biar lebih murah harganya,daripada kirim dari Jakarta tentunya.Pernah juga aku minta tolong untuk di belikan asinan bogor, untuk teman wanitaku, agar seolah olah baru saja dari bogor.

Sewaktu membeli mobil dan menjual mobil aku suka mengajak dia, bukan karena aku tidak mengerti soal mobil, ingin saja ada yang memberikan pendapat atas pilihan ku. Dan masukan dari reza ternyata memang tepat.

Lebih dari 10 tahun Reza mengidap diabetes, dari yang masih biasa saja,hingga akhirnya dia harus cuci darah seminggu 2x, ya seminggu 2x, dan dia bilang” gw lagi laundry” sewaktu aku tanya  lagi dimana.

Karirnya hancur, karena diabetes, Reza yang pintar tidak berdaya karena diabetes. Aku hanya bisa membantu se adanya, tanpa bisa memberikan lebih. Sedih Ketika di beri kabar dia telah pergi, ada rasa kehilangan,karena sudah lama tidak berkirim kabar,karena kesibukan.

 

Kesibukan membuat jarak antara pertemanan, Jarak dengan keluarga, jarak dengan orang yang kita sayangi.

Selamat Jalan sahabat, ku yakin kalian disana mendapatkan tempat yang indah, tempat yang terbaik yang Tuhan berikan. 

Kamis 26 Januari 2023

Postingan populer dari blog ini

INTERNET Menghapus Kendala Dalam Berusaha

Cash Flow Management

Digital Marketing Strategy