Dampak pembangunan rumah susun pada perubahan ekonomi dan budaya masyarakat Indonesia (khususnya warga Jakarta)




Oleh: Putu Wardana FPS, SE MM
Pembangunan perumahan di Jakarta, saat ini sangat dibutuhkan,bagi penduduknya. Hal ini di sebabkan semakin bertambahnya jumlah penduduk jakarta, dan meningkatnya pendapatan sebagian masyarakat. Namun di sayangkan tanah di kota jakarta sudah mahal dan semakin sempit lahannya,sehingga bila ingin memiliki sebuah rumah yang layak,diperlukan dana yang cukup besar dan mau tidak mau harus di dalam gang,dan bukan pemandangan yang aneh,bila kita melihat jejeran mobil yang parkir di depan sebuah gang.Hal itu terjadi karena harga mobil yang layak masih lebih murah daripada rumah yang layak huni di jakarta Pihak swasta yang ingin membangun perumahan pun,tak sanggup menjual satu uinit rumahnya di bawah harga seratus juta,sehingga mereka lebih senang membangun apartemen, yang dikarenakan lahan yang sempit, namun sudah memiliki konsumen yang potensial untuk membelinya, yaitu kalangan kaum berpenghasilan tinggi,karena merekalah yang biasanya mampu untuk membelinya. Jadi janganlah heran bila apartemen dapat berdiri di lokasi yang strategis, dengan harga ratusan juta,laris manis terjual.
Melihat kenyataan tersebut,pihak swasta, melihat peluang emas,untuk menyediakan perumahan bagi penduduk jakarta, dengan membangunnya, tidak jauh dari wilayah jakarta,setidaknya masih “nempel”. Daerah seperti bekasi,cibubur, tangerang, depok, menjadi pilihan utama pembangunan perumahan. Karenanya jangan heran, jalan tol dari arah bekasi,Cibubur,dan tangerang, selalu ramai di pagi dan sore hari. Apakah permasalahan perumahan sudah selesai dengan adanya begitu banyak perumahan di tawarkan di pinggir kota jakarta, ternyata tidak, perumahan yang di bangun ternyata juga cukup mahal dengan alasan memiliki akses ke jalan tol,fasilitas umum yang memadai,desain yang menarik, atau bila ada yang agak terjangkau sudah tidak “nempel” lagi dengan Jakarta. Energi (Waktu,tenaga,biaya), yang banyak terbuang,akhirnya menjadi masalah yang baru yang timbul, dari menempati perumahan yang nempel atau sekedar nempel dari Jakarta. Dapat di bayangkan kerugian yang timbul, dari satu sisi saja, bahan bakar minyak, yang terbuang sia sia akibat kemacetan di jalan,hutan yang di babat untuk lahan perumahan , Belum sisi lainnya, dan dampak sosial. Yang timbul Sebuah keluarga, akan jarang sekali mampu berkumpul,dikarenakan semua sibuk,dan hanya mampu bertemu pada hari minggu saja,itu juga kalau semuanya tidak memiliki acara tambahan. Pegawai akan lebih senang berada di kantor,karena malas cepat pulang,takut terjebak macet,atau bahkan lebih senang menghabiskan waktunya pusat perbelanjaan,dan mengakibatkan gaya hidup lebih konsumtif.
Program yang akan di laksanakan pemerintah,yaitu pembangunan rumah susun (apartemen bersubsidi),yang akan dilakukan di beberapa propinsi,dalan jumlah yang cukup banyak,di harapkan dapat mampu mengatasi “krisis perumahan” dan “pembuangan energi” yang tidak perlu. Namun sebelum rencana tersebut benar benar dilakukan,tidaklah salah bila memperhatikan beberapa hal, agar pemerintah tidak sekedar membangun sebuah “gedung” saja,setelah itu lepas tangan akan masalah yang akan timbul,atau merasa telah menyelesaikan masalah,tanpa menyadari masalah lain akan timbul. Di harapkan dengan adanya penulisan ini, akan timbul masukan masukan baru, yang dapat mengatasi permasalahan,sehingga dapat mencegah hal hal yang tidak perlu terjadi,atau bahkan memaksimalkan penggunanan dari sebuah rumah susun.
  1. Siapa saja yang mau dan cocok tinggal di Rusun
Mengapa hal ini,perlu di jawab,pertanyaan ini harus dapat di jawab,agar rumah susun di bangun dapat benar benar berguna. Pembangunan rusun,biasanya dilakukan,untuk menampung masyarakat ekonomi lemah,akibat gusuran,korban kebakaran,namun sayangnya setelah mereka memiliki rusun,mereka tidak betah lalu menjual atau menyewakannya,menjadikannya “kost kost-an” Mereka memilih ngontrak rumah yang lebih besar,atau membeli rumah di daerah pinggir. Akhirnya yang tinggal di Rusun, adalah orang yang berduit,dapat dilihat dari mobil yang parkir di halaman rusun, dan orang orang yang tinggal,berpenampilan wah. Berarti rumah susun,hanya di jadikan tempat istirahat saja. Apakah semua rusun demikian,tidak juga,tapi yang benar benar sesuai penggunaannya,biasanya di daerah pinggir dan sudah kelihatan kumuh.(apakah rusun akan menjadi daerah kumuh model baru). Coba bandingkan Rusun di Tebet dengan yang ada di Klender di waktu malam. Jadi perlu adanya sosialisasi dan penyuluhan tentang bagaimana seharusnya tinggal di Rusun,dan harus terus menerus di lakukan, tinggal di “Rusun” beda dengan di “rumah”. Siapakah yang cocok tinggal di Rusun,kalau tujuannya untuk mengantisipasi energi yang terbuang,maka rusun harus pertama kali diperuntukkan bagi para pekerja. Rusun dapat saja nanti di bagi menjadi beberapa type layaknya sebuah rumah,untuk mengantisipasi jumlah anggota keluarga yang akan tinggal,karena tidaklah ,mungkin tinggal di kamar yang kecil dengan lebih dari dua orang,bisa kayak ikan sarden kaleng,penuh sesak. Di buat mewah, tidak perlu yang penting agak luas,kalau mewah,beli apartemen saja, agak luas,akan menarik pegawai yang sudah memiliki keluarga,untuk mengalihkan niatnya membeli rumah di pinggir jakarta. Jadi buatlah rumah susun, yang agak luas,punya lahan parkir,sarana air,telp,gas, keamanan,layaknya sebuah real estate,sehingga layak di huni. Atau bahkan lebih lengkap lagi,agar membuat yang tinggal di sana tidak merasa bahwa mereka tinggal di rusun,dan malah lebih senang tinggal di Rusun,karena berada di tengah kota,sehingga mudah kemana mana.
  1. Bagaimana cara mendapatkannya
Ini juga penting.Alangkah lebih baiknya cara mendapatkannya dapat lebih tertata dengan baik,agar mudah pengaturannya. Tidak siapa yang mau dan mampu boleh memilih tinggal di Rusun. Kenapa perlu di atur,banyak manfaat yang dapat di peroleh bila dari awal yang menempatinya di atur,seperti untuk menghindari prakterk kejahatan,narkoba,penyalahgunaan penempatan untuk tempat “esek esek”. Karena rusun diperuntukkan terutama untuk kaum pekerja. Mengapa tidak menawarkannya ke perusahaan perusahaan di Jakarta, agar pegawainya mau tinggal di rusun. Dengan demikian perusahaan tersebut seolah olah memiliki perumahan untuk pegawainya. Penghuninya jelas,dan tepat sasaran. Data penghuninya juga jelas,tidak simpang siur, jadi kalau ada masalah,gampang di telusuri.. tentunya tidak boleh di monopoli oleh satu perusahaan,tapi bisa dibuat menjadi Rusun medis,karena isinya adalah tenaga medis, rusun dosen,berisi dosen dosen dari banyak perguruan tinggi. Selain lebih mengakrabkan,dapat lebih meningkatkan kinerja mereka,karena dapat berdiskusi mengenai pekerjaan lebih sering. Perusahaan yang mencari pegawai juga lebih mudah,karena mereka tahu di mana harus mencari. Jadi pekerja mendapatkannya melalui perusahaan,dan perusahaan mendaftarkan atau bahkan membayarnya dahulu, pegawai di potong gajinya. Jadi peranan bank dapat di bantu, karena kalau semuanya lewat kredit,bisa susah, tidak semua pegawai,layak dapat kredit di lihat dari kacamata perbankan.
  1. Rusun seperti apa yang di harapkan
Rusun yang layak huni layaknya sebuah rumah,dan memiliki lokasi yang ideal. Ini adalah sebuah syarat minimal,karena masyarakat kita yang tidak atau belum terbiasa tinggal di sebuah tempat yang tidak ada halaman,apalagi di lantai yang tinggi,capek naik tangga. Jadi tolong jangan bangun rumah susun,seperti layaknya membangun rumah RSS, dengan bahan yang berkualitas rendah, yang ketika mau ditempati harus di renovasi lagi,karena pipa yang bocor,dinding terlalu tipis,sehingga kalau mau memaku,harus meminta ijin dahulu.daya listrik yang terbatas.tidak ada layanan air pam dan gas. Di karenakan Rusun yang nantinya di bangun ini lebih komersial dari yang sudah ada, sudah selayaknya lebih banyak mendapat perhatian dan tidak asal bangun saja. Bahkan rusun dapat di jadikan proyek percontohan multimedia, di mana setiap penghuni,memiliki jaringan internet yang terpadu, dengan dukungan jaringan tv kabel, yang dapat di manfaatkan departemen pendidikan, membuat proyek jaringan tv pendidikan,yang mampu meningkatkan kecerdasan penghuninya.
  1. Penghematan pengeluaran
Dengan dibangunnya rumah susun, diharapkan masyarakat dapat lebih berhemat,dibandingkan bila memiliki rumah di pinggir kota,karena dekat dengan kantor,diharapkan dapat menghemat ongkos kerja. Namun jangan sampai penghematan ongkos kerja ini,malah akan menjadi pemborosan di tempat lain, yang mengarah ke pola hidup konsumtif. Di tengah keadaan ekonomi saat ini yang serba tidak menentu,dan pergerakan perekonomian,hanya di tunjang dari sisi konsumsi,sedangkan sisi pendapatan tidak terlalu meningkat tajam, dan pihak pengusaha, selalu dituntut meningkatkan gaji karyawan sedangkan pendapatan mereka tidak meningkat. Tentunya gaya hidup masyarakat yang konsumtif perlu di rubah. Perubahan gaya hidup tentunya tidak mudah. Tapi dengan proyek contoh dari karyawan yang tinggal di Rusun,yang lebih menghargai uang dan tidak konsumtif, sangatlah mungkin akan di ikuti oleh masyarakat lainnya. Di mana taraf hidup masyarakat di Rusun harus dapat lebih baik daripada sebelum tinggal di sana. Bagaimana caranya,mudah tapi juga susah, Penyuluhan bagaimana cara mengatur keuangan perlu di berikan,terlebih jangan sampai terjerat hutang “credit card” Di mana uang yang dapat di hemat dari sisi ongkos,dapat di tempatkan di tabungan,dana pensiun,membuat usaha,sektor pendidikan anak, dan bukan untuk lebih sering makan di mal,beli handphone yang mahal,asesori mobil atau motor yang berlebihan. Pembangunan sarana transportasi terpadu seperti busway,monorail,dan lainnya,yang terintegrasi dengan lokasi rusun akan mampu membuat orang tinggal di rusun betah,karena lebih hemat dan cepat pulang dan berkumpul dengan keluarga. Dengan semakin banyak orang menggunakan sarana transportasi maka BBM,akan lebih hemat dan tepat guna.
5. Peluang bisnis
Rusun,pastilah akan di isi oleh banyak penghuni,dan tamu yang silih berganti datang. Jadi tidaklah salah bila di sana di buat pusat bisnis,baik dari rumah makan,toko kelontong,penjualan voucher,fotocopy,servis elektronik dan lainnya. Dengan demikian dapat terciptanya peluang pekerjaan, dan tempat penampungan pedagang kaki lima. Dan juga dengan dukungan tekhnologi yang semakin maju,akan membuat orang dapat bekerja di rumah,(virtual office). Dengan banyak nya orang tinggal di rusun, tidak tertutup peluang terciptanya produk yang disesuaikan dengan keadaan di rusun,seperti lemari es yang kecil,tv yang lebih tipis,
6.Apakah Rusun dapat membuat property di pinggir jakarta sepi?
Bisa saja kemungkinan seperti itu terjadi, karena mereka membeli rumah di pinggir jakarta, bukan menjadi pilihan utama tetapi hanya sebagai investasi, atau tempat berekreasi saja,atau pindah karena ingin rumah yang lebih besar.Pembangunan perumahan di pinggir jakarta,akan menurun,tentunya akan membuat semakin amannya lahan yang ada dari gusuran developer,dan para investor akan lebih cendrung membangun rusun rusun sejenis di pusat kota. Tentunya dengan semakin banyaknya rusun yang akan dibangun pihak swasta,akan membuat terciptanya fasilitas lainnya yang dibuat oleh pihak swasta,seperti mal yang dekat rusun,perkantoran,dan produk pendukung lainnya.,tentunya akan lebih membantu pemerintah,daripada membangun rusun dengan anggaran sendiri.
7. Rusun sebagai antisipasi dari semakin mahalnya tinggal di Ibu kota.
Pelan tapi pasti, biaya hidup di kota jakarta akan tidak mampu di ikuti sebagian masyarakat. Dari kenaikan BBM,kenaikan pajak bumi dan bangunan,tarif Pam,listrik, pajak kendaraan, dan lainnya. Nantinya tidak mustahil di jakarta yang memiliki rumah,mobil hanyalah orang yang kaya saja,karena hanya merekalah yang sanggup membayar semua biaya hidup yang tinggi. Dan bila tidak sanggup,pindah ke pinggir jakarta,atau tinggal di Rusun. Karena lebih murah,akses transportasi yang mudah,karena di tengah kota,tidak bayar PBB. Terlebih lagi,nantinya pada kurun waktu tertentu,Indonesia khususnya jakarta sebagai kota besar,akan di penuhi oleh pensiunan,yang tinggal hanya berdua,dimana dua anaknya yang sudah mapan karena program KB dan pendidikan yang berhasil,telah memiliki tempat sendiri dari hasil kerja sendiri,karena bekerja di perusahaan yang merupakan hasil kerja keras wira usaha wira usaha, yang gigih bekerja dan tidak konsumtif. Maka Indonesia,akan menjadi seperti hongkong atau singapore, yang penuh dengan rumah yang bersusun.
  1. Nilai Budaya Indonesia akan berubah
Bisa saja, Dengan semakin banyak orang tinggal di Rusun,maka mereka dapat saja tidak bersosialisasi.menjadi masyarakat yang egois,hidup menyendiri,tidak ramah,. karena telah menjadi masyarakat “penghuni rumah beton”.Tetapi, dengan adanya kegiatan warga,di RT, seperti arisan,temu warga, hal hal seperti itu dapat di cegah,karena dapat tetap mempererat tali silaturahmi. Namun bila rusun hanya dijadikan tempat transit,atau tempat beristirahat,maka rusun tidak ubahnya seperti tempat kost,dan bisa menjadi tempat “esek esek”,daripada sewa kamar hotel,lebih murah di rusun dan juga aman.
Sebenarnya masih banyak, yang harus direnungkan dari pembangunan rumah susun secara serentak di Indonesia,dengan tidak hanya melihat dari sisi pengeluaran pemerintah untuk menggairahkan perekonomian,namun sisi lainnya, sisi budaya yang dapat berubah,yang dapat saja membuat lebih banyak efek negatifnya dari positifnya, bila tidak mencermati dengan baik. Walaupun demikian program pemerintah tersebut, haruslah tetap didukung bila memang untuk kemakmuran rakyat negara ini.. 

Postingan populer dari blog ini

INTERNET Menghapus Kendala Dalam Berusaha

Selamat Jalan Sahabat

Cash Flow Management